Wednesday, May 6, 2015

Banyuwangi 💚

     Di awal semester 2 ini, kami (murid kelas 8 SMP Tara Salvia) melakukan sebuah kegiatan di luar sekolah. Tema/judul dari kegiatan ini adalah "Belajar dari Komunitas Lain". Tujuan dari kegiatan ini adalah agar kita bisa beradaptasi dengan baik, mengenal lebih banyak teman, dan sama seperti judulnya, yaitu belajar dari komunitas lain. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21-28 Februari 2014. Nah, kami dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga tujuan yang berbeda. Ada yang pergi ke Pacitan, Pajarakan, dan Banyuwangi. Walaupun berbeda tempat, kota-kota dan desa tersebut masih berada di wilayah yang sama, yaitu wilayah "Jawa Timur".

     Aku mendapatkan kesempatan untuk belajar di Banyuwangi bersama delapan temanku (Asha, Lula, Alee, Zuhdi, Adiv, Nabil, Tsabita, dan Karissa) dan kedua guruku (Pak Agus dan Ibu Hanni). Banyak sekali hal yang perlu kami lakukan untuk mempersiapkan kegiatan ini. Salah satunya adalah berdiskusi tentang cara beradaptasi dengan cepat, solusi dari masalah yang kira-kira akan kami hadapi, dan cara menjadi "tamu" yang baik serta menyenangkan.

     Sebelum pergi, kami harus mengirim biodata kepada saudara angkat kami masing masing agar kami tahu satu sama lain. Aku sangat penasaran dengan saudara angkatku, sampai akhirnya aku mendapatkan biodata yang ia kirim. Ternyata, saudara angkatku bernama Jacinda Wafiq, ia adalah ketua kelas dari kelas 8H dan bendahara OSIS. Ia sekolah di SMPN 1 Banyuwangi.

     Akhirnya hari yang aku tunggu datang. Kami semua bersiap-siap untuk pergi ke Banyuwangi. Pertama, dari Jakarta kami pergi ke "Bandara Surabaya" menggunakan pesawat. Dari Surabaya, kami pergi menggunakan kereta ke salah satu stasiun yang ada di Banyuwangi. Kami harus tidur malam di kereta, karena kereta yang kami naiki berangkat pada pukul 21.00 dan sampai pada pukul 04.00. 

     Keluarga angkatku sangat baik. Aku disambut dengan senyuman yang sangat indah dan tangan yang terbuka lebar. Semua kebaikan yang pernah mereka lakukan tidak akan pernah aku lupakan. 

Kondisiku memang kurang baik saat itu, mereka selalu mengingatkanku untuk minum obat dan akhirnya aku sembuh. Hari ke-3 aku disana, kondisiku semakin parah. Mereka sangat peduli denganku sampai ingin mengantarku ke dokter. Mereka selalu berusaha untuk membuatku senang. 

    Teman-teman di SMPN 1 Banyuwangi juga sangat menyenangkan. Mereka selalu membuatku tertawa setiap hari. Kita selalu bertukar cerita dan informasi tentang sekolah kita. Setelah kita bertukar cerita dan informasi, aku menemukan beberapa perbedaan yang ada di sekolah kita. Di sekolahku ada pelajaran Bahasa Mandarin sementara di SMPN 1 Banyuwangi tidak ada pelajaran Bahasa Mandarin, adanya pelajaran Bahasa Jawa. Sekolahku memakai sistem "moving class" sementara di sana tidak memakai sistem tersebut, karena disana guru yang berpindah kelas. Aku mengenal satu sebutan baru, yaitu "jamkos". Jamkos adalah singkatan dari jam kosong. Jam kosong bisa disebut sebagai "free time" karena tidak ada pelajaran. Di sekolahku, tidak pernah ada yang namanya "jamkos". Jika guru tidak masuk, harus ada penggantinya dan kita tetap belajar.

     Sebenarnya, banyak kesulitan yang aku alami. Salah satunya adalah dalam hal komunikasi. Hampir semua teman-temanku berbicara dengan bahasa Jawa, sementara aku tidak mengerti. Untungnya, banyak teman-temanku yang suka menerjemahkannya. Setelah dari Banyuwangi, aku bisa (sedikit) berbicara bahasa jawa. :) 

     Seminggu di Banyuwangi adalah waktu yang sangat singkat bagiku. Walaupun hanya seminggu, tapi ini sangat mengesankan dan tidak akan aku lupakan. Aku ingat betapa indahnya keadaan alam di Banyuwangi yang tidak bisa aku lihat di Jakarta. Aku juga ingat hari terakhir saat aku, Jacinda, dan Ainun pergi keluar sekolah menggunakan sepeda. HAHAHA aku jadi kangen.


Pengalaman yang sangat berharga. 

No comments:

Post a Comment